BAB 1
1.1 Latar Belakang
Sejak awal perkembangan
hingga kini, internet telah menjadi bagian penting dalam kehidupan, mulai dari
penggunaannya untuk berbelanja, berkirim pesan elektronik, sebagai penunjang
pendidikan, serta banyak hal lainnya. Kegiatan yang saat ini marak dilakukan
melalui internet salah satunya adalah akses pada sosial media. Terdapat
sejumlah komunitas-komunitas di dunia yang memanfaatkan peran internet untuk
keperluan keperluan pendidikan maupun bisnis. Sayangnya, masih terdapat pula
sejumlah besar masyarakat terutama generasi muda yang hanya menggunakan
internet hanya untuk mengakses jejaring sosial.
Perkembangan internet
dan media sosial media tersebut merupakan salah satu contoh dari pengaruh
globalisasi. Globalisasi pada media merupakan proses yang secara nature terjadi,
tak terkecuali di negara Indonesia. Saat ini, semua orang dapat
dengan mudah mengakses berbagai informasi dari seluruh belahan dunia dengan
adanya fasilitas internet. Disamping itu, dengan adanya sosial media orang
mengakses internet tidak hanya untuk mencari informasi tetapi juga dapat
berkomunikasi.
Generasi muda berperan
penting dalam pembangunan karakter bangsa bangsa Indonesia. Generasi
muda memiliki poros yang penting bagi suatu negara. Punah atau tidaknya, mundur
atau majunya suatu negara bergantung pada generasi mudanya. Dikutip dari buku
Benjamin Fine yang berjudul 1.000.000 Deliquents, mengatakan bahwa “a
generation who will one day become our national leader”. Generasi muda
adalah pelurus dan penerus bangsa.
Generasi
muda yang hidup dalam masa kemerdekaan akan cenderung memiliki kreativitas
tinggi, rajin, mempunyai semangat belajar yang tinggi, bijaksana dalam
mengambil keputusan, berjiwa kepemimpinan untuk melakukan perubahan dan mempertahankan
budaya serta harkat dan martabat Indonesia.
Pada
saat ini, generasi muda yang hidup dalam kondisi nyaman, aman, tentram
cenderung apatis, tidak banyak berbuat hanya mempertahankan apa yang telah di
capai tanpa keinginan dan kerja keras untuk mencapai sesuatu yang lebih baik
lagi. Bahkan generasi muda saat ini cenderung tidak produktif malah sebaliknya
bersikap konsumtif, seharusnya melalui generasi muda terlahir inspirasi dan
ide-ide kreatif untuk mengatasi persoalan atau masalah.
Generasi
muda khususnya dikalangan remaja saat ini mulai kehilangan nilai-nilai luhur
bangsa Indonesia itu sendiri. Hal ini dikarenakan perkembangan zaman yang
sangat pesat. Menurut Achmad Suparman, globalisasi merupakan suatu
proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap
individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Di era
globalisasi seperti saat ini telah membuat kehidupan mengalami perubahan yang
signifikan, akibatnya terdapat dampak positif dan negatif dari perubahan ini.
Masa-masa remaja dapat dikatakan masa yang paling menyenangkan. Sebagian besar
remaja masih memiliki sifat labil atau mengikuti perkembangan sekitarnya.
Banyak remaja beranggapan bahwa mereka dapat dengan bebas melakukan
apa yang mereka suka dan dianggap tidak modern atau ketinggalan zaman jika
tidak mengikuti perkembangan zaman.
Dengan
sifat seperti itu, akan lebih banyak dampak globalisasi yang mereka dapatkan
secara tidak sadar. Baik itu dampak positif maupun negatif. Sumber dari
dampak-dampak bagi para remaja umumnya mudah didapatkan dari perkembangan
pendidikan dan ilmu pengetahuan, perkembangan dalam media komunikasi,
elektronik, termasuk internet, dan juga dalam perkembangan moral dan budaya. Di
lihat dari sisi negatifnya, sangat banyak dampak dari globalisasi di kalangan
masyarakat pelajar. Degradasi moral dan sosial budaya yang cenderung kepada
pola-pola perilaku menyimpang. Hal ini sebagai dampak pengabdopsian budaya luar
secara berlebihan dan tak terkendali oleh sebagian pelajar. Persepsi budaya
luar ditelan mentah-mentah tanpa memfilterisasi terlebih dahulu.
Konsep akan globalisasi
menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan
peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi
global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Globalisasi memiliki
banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Pengertian lain dari globalisasi
seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan
koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke
berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita.
Produksi global atas produk lokal dan lokalisasi produk global Globalisasi
adalah proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan
dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan
masyarakat di belahan dunia yang lain.(A.G. Mc.Grew, 1992).
Dari penelitian yang
dilakukan oleh Nurnihasti pada tahun 2012, diketahui bahwa pelaku utama yang
meramaikan pergerakan sosial media di Indonesia sebagian besar didominasi oleh
usia remaja, khususnya mereka para peserta didik atau pelajar. Penelitian lain,
memaparkan bahwa pengguna situs jejaring sosial di Indonesia mayoritas di
Indonesia adalah dari kalangan remaja, dengan peningkatan pengguna situs
jejaring sosial Facebook pada 2009 sebanyak 700% dibanding
pada tahun 2008. Sementara pada periode tahun yang sama, pengguna Twitter tahun
2009 meningkat 3700%. Mereka terhubung satu dengan yang lainnya setelah
melakukan proses registrasi, kemudian mereka akan dapat memposting berita,
informasi, video, gambar, dan sebagainya.
Amy Julia Alela, pada
penelitiannya tahun 2012, memaparkan bahwa sosial media merupakan sebuah situs
berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunaannya untuk membuat profil,
melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk
bergabung dalam situs tersebut. Tampilan dasar situs jejaring sosial ini
menampilkan halaman profil pengguna, yang didalamnya terdiri dari identitas
diri dan foto pengguna. Sosial media adalah struktur sosial yang terdiri dari
elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana
mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal
sehari-hari sampai dengan keluarga. Setiap sosial media memiliki daya tarik
yang berbeda. Namun pada dasarnya tujuannya sama yaitu untuk berkomunikasi
dengan mudah dan lebih menarik karena ditambah fitur-fitur yang memanjakan
penggunanya.
Pada umumnya remaja belum
sepenuhnya memahami manfaat dari sosial media, sehingga situs jejaring sosial
ini sering disalahgunakan. Hal ini disebabkan karena kebanyakan remaja yang
telah bergabung degan berbagai situs jejaring sosial lebih banyak menghabiskan
waktunya untuk membuka situs jejaring sosial ini. Selain itu pengguna situs ini
juga dapat mengubah gaya hidup, bahkan mengubah cara berperilaku,
berkomunikasi, dan bersosialisasi dengan lingkungannya, yang merupakan salah
satu dampak dari globalisasi.
Perubahan dan pekembangan
pola pikir dan perilaku diri pada generasi muda terhadap sosial media seiring
dengan adanya era globalisasi. Pengertian pola pkir itu sendiri adalah
pola-pola dominan yang menjadi acuan utama seseorang untuk bertindak. Pola yang
menetap dalam pikiran bawah sadar seseorang. Pengalaman yang direkam dalam
pikiran bawah sadar membentuk pola pikir. Pengalaman yang dimiliki seseorang
dapat bersifat positif maupun negatif. Tanpa disadari
lingkungan sekitar kita dapat membentuk pola pikir negatif yang dapat
merusak diri sendiri. Tahapan dari pola pikir selanjutnya adalah pola sikap
atau tingkah laku yang merupakan cara atau upaya yang dilakukan seseorang untuk
melaksanakan pola pikir yang diyakininya. Dari pola sikap yang tergambar secara
sosial dan individu itulah kita bisa melakukan analisa bagaimana pola pikir
seseorang. Perilaku merupakan tingkah laku atau tanggapan seorang terhadap
lingkungan, sifat-sifat kejiawaan, budi pekerti yang menjadi ciri khas seorang.
Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Skinner merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari
luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini
disebut teori S-O-R atau Stimulus-Organisme-Respon.
Berdasarkan uraian
permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat kajian dengan judul
“Dampak Sosial Media Bagi Generasi Muda Era Globalisasi (Studi kasus perubahan
pola pikir dan perilaku generasi muda terhadap sosial media di Indonesia)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang permasalahan diatas, penulis mengidentifikasikan masalah utama sebagai
berikut:
1. Bagaimana perubahan pola pikir dan tingkah laku
generasi muda terhadap penggunaan sosial media di era globalisasi saat ini?
2. Apa saja dampak-dampak yang ditimbulkan pada pola
pikir dan tingkah laku generasi muda terhadap penggunaan sosial media di era
globalisasi?
3. Bgaimana upaya-upaya atau solusi yang dapat
dilakukan agar dapat menyikapi dan memfungsikan peranan sosial media di era
globalisasi?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebgai
berikut:
1. Mengetahui
perubahan pola pikir dan perilaku generasi muda terhadap penggunaa sosial media
di era globalisasi saat ini.
2. Mengkaji
dampak penggunaan sosial media khususnya generasi muda di Indonesia.
3. Menemukan solusi
dan upaya yang dilakukan agar dapat menyikapi dan memfungsikan dengan bijak bagi
generasi muda di Indonesia.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Perubahan pola pikir dan perilaku generasi
muda terhadap penggunaa sosial media di era globalisasi saat ini
Era globalisasi telah
membawa dampak perubahan besar bagi pola pikir tiap individu Proses
perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi
informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari
kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan,
seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Salah satu
contoh sederhana dengan teknologi internet, orang di belahan bumi
manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat.
Hal ini akan terjadi interaksi antar masyarakat dunia secara luas, yang
akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain, terutama pada generasi muda
dalam kehidupan sehari-hari, seperti keadaan tersebut mempengaruhi cara
berpikir dan berperilaku sehingga dapat menumbuhkan sifat generasi muda yang
mengarah pada sebagai berikut:
1. Individualistis,
yaitu mementingkan diri sendiri.
2. Materialisme, yaitu
aliran yang mementingkan kebendaan sebagai
sumber hidup.
3. Hidonisme, yaitu
pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan
dan kenikmatan adalah tujuan utama dalam
hidup.
Sedikit melihat
kehidupan Indonesia tempo dulu. Sejak dulu, Indonesia sudah dikenal di seluruh
penjuru dunia sebagai negeri yang ramah, sopan, dan berbudi. Karena hal itu lah
banyak orang-orang asing kagum dan tertarik untuk berkunjung ke negara kita.
Melihat kehidupan masyarakat pedesaan yang penuh ketenangan dan kedamaian
menjadi cermin perilaku masyarkat Indonesia. Praktek tolong-menolong atau
gotong-royong masih melekat kuat dalam diri dan kebiasaan masyarakat desa.
Namun yang terjadi di
Indonesia saat ini adalah sebagian generasi muda lebih tertarik akan adat
kebiasaan negeri lain yang sebenarnya tidak sesuai dengan adat istiadat dan
etika bangsa kita. Mereka menganggap lebih keren dan modern, baik itu gaya
hidup maupun tingkah lakunya. Karena hal itulah, timbul pergaulan bebas di kalangan
remaja (pelajar) dan mempengaruhi pikiran serta tingkah laku generasi muda.
Merosotnya moral pada generasi muda membuat Indonesia akan semakin terpuruk dan
memiliki masa depan yang suram.
Meskipun demikian,
keberadaan sosial media bagi generasi muda yang memiliki pola pikir perilaku
yang bijak memanfaatkan situs tersebut sebagai salah satu contohnya membuka dan
mengembangkan wirausaha karena lebih efisien, lebih murah, dan lebih maksimal
dalam menjalankan wirausaha. Termasuk kategori membangun karakter bangsa dengan
ide pola pikir dan perilaku kreatif dan bijak dalam memanfaatkan masuknya
internet melalui sosial media di era globalisasi ini.
Saat ini, Facebook, dan
sosial media yang lain seperti Twitter, Instagram, dan Path telah merajai
generasi muda di Indonesia. Hal ini dikarenakan semakin mudah dan murahnya
biaya internet daripada tahun-tahun sebelumnya serta dapat diakses dari rumah
melalui komputer pribadi maupun telepon seluler atau mampir di warung internet
dengan uang selembar, hingga setiap menit mampu meluangkan waktu untuk sekedar
memperbaharui status, menyapa teman, interaksi singkat dalam menjalankan
wirausaha dan sebagainya.
Generasi muda tidak
terlepas dari hal tersebut karena dengan adanya internet melalui sosial media
dapat berinteraksi dan bersosialisasi diseluruh dunia meskipun sebagian besar
diantaranya tidak penah bertatap muka atau belum pernah mereka temui secara
langsung, yang bijak dari diri sendiri mampu mengubah pola pikir dan perilaku
pada generasi muda dalam masuknya era globalisasi ini dengan baik.
2.2 Dampak penggunaan sosial media khususnya generasi
muda di Indonesia
Karena
mudah dan murahnya jangkauan akses ke berbagai sosial media seperti Facebook,
Twitter, Instagram, ataupun yang lainnya, dampak positifnya yaitu:
a. Semua
orang menjadi mudah melakukan komunikasi seperti bertegur sapa atau bahkan
melakukan rapat dan diskusi tanpa saing bertemu langsung karena penggunaan
sosial media.
b. Generasi
muda dapat belajar mengembangkan ketrampilan teknis dan sosial yang sangat
dibutuhkan dizaman digital seperti sekarang ini. Belajar beradaptasi,
bersosialisasi dengan publik dan mengelola dan memperluas jaringan pertemanan
c. Generasi
muda (remaja) akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui
teman-teman yang mereka jumpai secara online, karena disini mereka berinteraksi
dan menerima umpan balik satu sama lain.
d. Situs
jejaring sosial membuat generasi muda (remaja) menjadi lebih bersahabat,
perhatian, dan empati, menjaga hubungan pertemanan meski tidak dapat bertemu
secara fisik.
e. Kemudahan
berinteraksi dan berbisnis, membuka dan mengembangkan dalam berwirausaha.
Terlepas dari itu,
dampak negatif yang diterima pada generasi muda pun beriringan dengan dampak
positif. Diantaranya dampak negatif tersebut yaitu:
a. Disisi
lain, sosial media merupakan tempat dimana khususnya generasi muda (remaja)
untuk melakukan perencanaan pemberontakan, revolusi, bahkan kerusuhan.
b. Mengubah
kebiasaan menjadi kebarat-baratan dengan unsur kebebasan sepenuhnya, yang
sangat menyimpang dari prinsip kultural Indonesia.
c. Pemikiran
generasi muda terhadap sosialisasi langsung yang nampaknya menjadi tidak
terlalu penting jika sudah bersosialisasi melalui sosial media dan lebih mementingkan
dirinya sendiri. Karena ketidaksadaran akan lingkungan mereka, terlalu sibuk
menghabiskan waktu dengan sosial media. Hal ini dapat mengakibatkan anak
menjadi kurang berempati di dunia nyata.
d. Generasi
muda yang menjadi malas belajar berkomunikasi didunia nyata terutama sebagian
besar bagi remaja (pelajar) tingkat pemahaman bahasa pun menjadi terganggu.
Terlalu sibuk berkomunikasi didunia maya, menyebabkan pengetahuan tentang
seluk-beluk berkomunikasi dikehidupan nyata, seperti bahasa tubuh dan nada
suara, menjadi berkurang dan berbeda. Begitu pula tidak ada aturan ejaan dan
tata bahasa di jejaring sosial. Hal ini tentunya akan membuat mereka semakin
sulit membedakan antara berkomunikasi disitus jejaring sosial dan dunia nyata.
Hal ini tentunya akan mempengaruhi ketrampilan menulis mereka dalam hal ejaan
dan tata bahasa.
e. Situs
jejaring sosial adalah sarana dan lahan subur bagi predator untuk melakukan
kejahatan.
2.3 Solusi dan
upaya yang dilakukan agar dapat menyikapi dan memfungsikan dengan bijak bagi
generasi muda di Indonesia
Ketergantungan
aktivitas generasi muda (remaja) dalam bermain pada jejaring sosial
dilatarbelakangi oleh pengawasan dan perhatian yang kurang dari orang tua.
Sikap dan peran orang tua sangatlah penting terhadap masalah pengaruh negatif
dari penggunaan internet terutama sosial media. Akan tetapi peran masyarakat
sebagai elemen pergaulan generasi remaja juga mempunyai andil yang lebih besar
lagi, karena remaja tumbuh dan berkembang bersama masyarakat sekitarnya. Disamping
itu, kondisi remaja Indonesia saat ini yang masih tergolong sangat labil, ada
yang telah mampu menyaring pengaruh dari sosial media dengan benar, namun ada
juga yang belum mau atau terlalu cuek atau mengabaikan dalam menanggapi sosial
media dengan bijak. Oleh karena itu, pemerintah pun berperan dan dapat
melakukan pengendalian terhadap media telekomunikasi untuk membantu para remaja
menyaring pengaruh –pengaruh sosial media, karena di dalam undang-undang telah
tertulis bahwa pemerintah memiliki kekuasaan untuk mengatur media
telekomunikasi, sehingga pemerintah dapat juga menerapkan adopsi penyaringan
konten-konten sensitif di internet seperti yang dilakukan oleh pemerintahan
Cina. Penyaringan bisa dibatasi untuk konten-konten sensitif sera informasi yang
dianggap dapat merugikan dan membahayakan dalam membangun karakter bangsa dan
negara.
Pengetahuan
mengenai usaha optmalisasi pemanfaatan sosial media juga perlu ditambahkan pada
kurikulum pendidikan di Insonesia. Dengan adanya hal tersebut, diharapkan mampu
memunculkan kesadaran para generasi muda untuk lebih memanfaatkan sosial media
dengan lebih baik lagi, seperti berbagi ilmu pengetahuan, membentuk relasi,
ataupun berbisnis.
Dari
semua hal dalam menyikapi upaya atau solusi yang ada dengan cara bijak,
kesadaran dari diri sendiri bagi setiap generasi muda lah yang paling utama.
Adanya kemauan dan keinginan dalam merubah pola pikir dan perilaku yang baik
dan bijak menghadapi tantangan era globalisasi melalui situ internet pada jeraring
sosial media. Peran dari luar memang diperlukan akan tetapi dari diri
perorangan mampu membuat perubahan dalam membangun karakter bangsa dan negara
lebih efektif. Diri dari setiap generasi muda diharapkan mampu memilah dengan
baik dan memahami benar pengaruh dan dampak yang akan ditimbulkan. Salah
satunya mengurangi waktu penggunaan yang berlebihan atau terlalu sibuk
menggunakan sosial media agar tidak menjadi generasi yang mencandu jejaring
sosial.
BAB
3
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dan permasalahan diatas, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemunculan
internet merupakan salah satu perkembangan masuknya globalisasi dengan adanya
sosial media yang membuat masyarakat didunia terkoneksi satu sama lain dalam
lingkungan global yang tanpa batas.
2. Sosial
media merupakan aktivitas yang paling banyak diakses menggunakan internet di
Indonesia, dan sebaian besar penggunanya adalah generasi muda.
3. Adanya
perubahan pola pikir dan perilaku generasi muda terhadap penggunaa sosial media
di era globalisasi saat ini.
4. Dampak
yang ditimbulkan penggunaan sosial media khususnya generasi muda di Indonesia.
5. Adanya
solusi dan upaya yang dilakukan agar dapat menyikapi dan memfungsikan dengan
bijak bagi generasi muda di Indonesia.
Saran
Untuk menghindari penggunaan sosial media untuk
hal-hal yang tidak bermanfaat dan merugikan, diutamakan tumbuhnya kesadaran
dari dalam diri sendiri selain mengandalkan upaya yang dilakukan oleh berbagai
pihak. Kiranya kesadaran yang tumbuh akan mampu menuntun para pengguna untuk
menggunakan teknologi dengan bijak.
DAFTAR PUSTAKA
http://dampakpositifdannegatifsitus.blogspot.co.id, 26 Juni 2013.
No comments:
Post a Comment