CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Saturday 6 December 2014

Matematika kelas X : PELUANG



A. Konsep Peluang Menggunakan Frekuensi Relatif
          Dalam pembahasan teori peluang untuk siswa SMP atau SMA ini , istilah peluang dapat diartikan kemungkinan terjadinya suatu kejadian dari suatu percobaan terhingga.Kemungkinan terjadinya suatu kejadian sebagai hasil dari suatu percobaan dinilai dengan menggunakan sekumpulan bilangan real  dari  0 sampai dengan 1. Untuk kejadian yang kecil sekali kemungkinannya terjadi atau tidak mungkin terjadi diberi nilai 0 atau peluangnya nol,  sedangkan untuk kejadian yang  kemungkinannya besar terjadi diberi nilai 1 atau peluangnya 1.
Peluang suatu kejadian bernilai 0 disebut suatu kemustahilan,
sedangkan peluang suatu kejadian bernilai 1 disebut suatu kepastian.
Bayangkan anda melempar koin satu kali, maka peluang mendapatkan sisi Gambar  ialah ½ = 0,5. Mengapa dibagi dua? Dibagi dua karena kemungkinan kejadian yang terjadi hanyalah dua yaitu sisi Gambar atau Angka. Peluang sebesar 0,5 ini disebut sebagai peluang teoretis dimana pelemparan koin yang dilakukan hanya satu kali.
          Dalam suatu percobaan,misalnya, kita hendak melakukan pelemparan koin sebanyak 10 kali dan mendapatkan sisi Gambar sebanyak 4 kali. Maka, berdasarkan hasil percobaan tersebut, bisa dikatakan peluang mendapatkan sisi Gambar yaitu
 = 0.4, yang ternyata tidak sesuai dengan peluang teoretis semula yaitu 0.5. Namun, walaupun demikian, jika dilakukan percobaan pelemparan koin dengan jumlah perulangan tak terhingga diyakini kemungkinan sisi muka terpilih akan setara 50 %




Perhatikan bahwa:




Jadi, peluang dapat diukur secara frekuensi relatif ketika percobaan dilakukan perulangan beberapa kali, seperti dalam contoh pelemparan koin yang dilakukan dalam beberapa kali perulangan. Karenanya, peluang suatu kejadian dapat diukur dari proporsi jumlah kemunculan suatu kejadian dimana percobaan diulang sebanyak jumlah tertentu.
Apabila A sebagai kejadian yang ingin kita lihat, maka peluang frekuensi relatif dari kejadian A, dilambangkan P(A), didapatkan dari:




Jadi, peluang suatu kejadian secara frekuensi relatif adalah perbandingan banyaknya kejadian yang muncul dengan banyaknya percobaan yang dilakukan dalam waktu tertentu.


Contoh:
Selama musim penyakit Flu, Dinas Kesehatan Kota Manado menemukan bahwa dalam satu hari pemeriksaan ke masyarakat ditemukan bahwa dari 60 warga yang diperiksa ditemukan bahwa 10 orang diantaranya terjangkit penyakit Flu. Hitunglah berapa peluang didapati warga yang terjangkit penyakit Flu dari 60 warga yang diperiksa?
Jawab:
Misalkan A mewakili kejadian ditemukan warga terjangkit penyakit Flu. Jadi, karena ada 60 orang diperiksa dan 10 orang terjangkit Flu, maka
 P(A) =  = 0,167 (pembulatan desimal tiga digit).

B. Unsur Unsur yang Terdapat dalam Peluang Suatu kejadian
1. Percobaan
          Percobaaan adalah suatu usaha/ proses untuk memperoleh data (hasil pengamatan , hasil perhitungan , hasil pengukuran) . Misalnya, seseorang melakukan percobaan melempar uang logam. Kejadian yang mungkin adalah muncul angka (A) atau gambar (G). Jika dinyatakan dalam suatu himpunan (misal S), maka S = {A,G}. S disebut ruang sampel, sedangkan A dan G disebut titik sampel.
Banyak anggota pada ruang sampel dinotasikan dengan n(S). Jadi, pada pelemparan sebuah uang logam, n(S) = 2.
2. Frekuensi Relatif
Frekuensi relatif  adalah perbandingan antara banyak kejadian dengan banyak percobaan.
Contoh :
Sebuah mata uang dilempar 20 kali. Sisi angka muncul 12 kali.                        Tentukan frekuensi relatif muncul angka!
Jawab :
Frekuansi relatif muncul angka =   =


3. Frekuensi Harapan                                                                                                  Misal, A adalah suatu kejadian pada ruang sampel S dari suatu percobaan. Jika percobaan itu dilakukan sebanyak n kali,maka:                            
Frekuensi harapan A = n x P(A)
Contoh :                                                                                                                       Misalkan pada percobaan pelemparan 2 buah mata uang dilakukan sebayak 20 kali, maka frekuensi harapan keduanya muncul angka adalah :
Frekuensi harapan = n x P(A)
P(A) = n(A)/n(S)
= 1/4
Fekuensi harapan = 20 x 1/4 = 5 kali.
4. RUANG SAMPLE                                                                                                                                   Suatu himpunan yang anggotanya adalah semua hasil yang mungkin dari percobaan. Kumpulan semua titik sampel  disebut Ruang Sampel (S) atau semua hasil yang mungkin . Kejadian merupakan Himpunan bagian dari ruang sample.                                                                                                                                                                Jika  A adalah himpunan bagian dari  Ruang Sampel (S) , maka A  disebut  Kejadian atau disebut juga hasil yang dimaksud (diharapkan).                            Untuk setiap titik sampel  pada ruang sampel dikaitkan dengan suatu peluang sedemikian rupa sehingga jumlah  semua bobotnya sama dengan 1.                            Untuk menentukan peluang  suatu kejadian  A, semua bobot titik sampel dalam A dijumlahkan.                                                                                                              Jumlah  ini dinamakan peluang A  ditulis  P(A) .                                                              Dengan demikian kisaran nilai peluang  kejadian A  atau  P(A) mulai dari  0  s.d. 1  atau    0  ≤ P(A)  ≤  1  .
Contoh 1
Percobaan : Melempar  dadu bersisi enam
Hasil yang mungkin : muncul mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, atau 6
mata dadu 1, atau 2,  atau 3, atau 4, atau 5, atau 6  disebut  titik sampel.
Sedangkan mata dadu {1,2,3,4,5,6} disebut  Ruang sample.

C.  Menentukan Ruang Sampel Suatu Percobaan
          Untuk menentukan jumlah titik sampel yang ada dalam ruang sampel diperlukan prinsip dasar menghitung, diantaranya kaidah penjumlahan, kaidah perkalian, permutasi dan kombinasi. Dalam menghitung banyaknya elemen ruang sampel dikenal dua prinsip penghitungan dasar (basic counting principles), yaitu: Kaidah Perkalian (Rule of Product) dan Kaidah Penjumlahan (Rule of Sum).  Atau dengan cara mendaftar, menggunakan diagram pohon dan membuat tabel.
1.Mendaftar                                                                                                       Untuk menentukan banyaknya elemen suatu ruang sampel dapat dilakuakan dengan cara mendaftar
Contoh: Percobaan pelemparan 2 buah mata uang.


Jadi, S = { AA.AG,GA,GG}     


2. Diagram Pohon
Sebuah diagram pohon dapat digunakan dalam perhitungan ruang sampel. Misalnya pada percobaan 2 kali pelemparan sebuah mata uang. Himpunan hasil yang mungkin dapat diperoleh oleh seluruh garis yang ditunjukkan dalam diagram pohon berikut.
 
Gambar 1.2.1 Diagram pohon untuk dua
kali lemparan mata uang


Dalam setiap percobaan ada 2 kemungkinan hasil:  angka (A) atau gambar (G). Percobaan dengan 2 kali pelemparan mata uang didapat hasil sebanyak 22 = 4 buah titik sampel. Jadi ruang sampel S = {GG, GA, AG, AA}.

3. TABEL 

Sebuah tabel dapat digunakan dalam perhitungan ruang sampel. Misalnya pada percobaan melempar 2 dadu secara bersamaan . Himpunan hasil yang mungkin dapat diperoleh oleh seluruh elemen yang ditunjukkan dalam tabel berikut.
Langkah awal susunlah semua hasil yang mungkin, dapat disusun dengan menggunakan tabel


D A D U   II


1
2
3
4
5
6
DADU
I
1
(1, 1)
(1, 2)
(1, 3)
(1, 4)
(1, 5)
(1, 6)
2
(2, 1)
(2, 2)
(2, 3)
(2, 4)
(2, 5)
(2, 6)
3
(3, 1)
(3, 2)
(3, 3)
(3, 4)
(3, 5)
(3, 6)
4
(4, 1)
(4, 2)
(4, 3)
(4, 4)
(4, 5)
(4, 6)
5
(5, 1)
(5, 2)
(5, 3)
(5, 4)
(5, 5)
(5, 6)
6
(6, 1)
(6, 2)
(6, 3)
(6, 4)
(6, 5)
(6, 6)
Banyaknya  hasil yang mungkin / ruang sampel sebanyak  36.

D. PENGGUNAAN  KONSEP  PELUANG  DALAM  MASALAH  NYATA
Contoh1                                                                                                                          Dalam pelemparan dua dadu secara bersamaan, tentukan nilai kemungkinan muncul jumlah angka kedua mata dadu sama dengan 7 !
Jawab:
Langkah awal susunlah semua hasil yang mungkin, dapat disusun dengan menggunakan tabel !


D A D U   II


1
2
3
4
5
6
DADU
I
1
(1, 1)
(1, 2)
(1, 3)
(1, 4)
(1, 5)
(1, 6)
2
(2, 1)
(2, 2)
(2, 3)
(2, 4)
(2, 5)
(2, 6)
3
(3, 1)
(3, 2)
(3, 3)
(3, 4)
(3, 5)
(3, 6)
4
(4, 1)
(4, 2)
(4, 3)
(4, 4)
(4, 5)
(4, 6)
5
(5, 1)
(5, 2)
(5, 3)
(5, 4)
(5, 5)
(5, 6)
6
(6, 1)
(6, 2)
(6, 3)
(6, 4)
(6, 5)
(6, 6)
Banyaknya  hasil yang mungkin sebanyak  36.
Hasil yang dimaksud yaitu  jumlah angka mata dadu sama dengan 7.
Misalkan hasil yang dimaksud adalah  A = { (1, 6), (2, 5), (3, 4), (4, 3), (5, 2), (6, 1) } , n(A) = 6
Maka  P(A) =  6/36 = 1/36
Menentukan banyaknya  hasil yang mungkin dari pelemparan dua dadu , kita dapat menggunakan aturan perkalian . Yaitu, banyaknya pasangan (a, b) =  6 x 6 = 36 .
Contoh2                                                                                                                             Sebuah mata uang  dilantunkan tiga kali. Berpakah peluang nya paling sedikit muncul Gambar dua kali?                                                                                                Jawab:
Ruang sampel dari percobaan ini adalah ,  S = {AAA, AAG, AGA, AGG,GAA, GAG, GGA, GGG}
Untuk menentukan semua hasil yang mungkin,
Banyaknya hasil yang mungkin  = 23 = 8  titik sampel .
Karena hasil yang dimaksud munculnya gambar paling sedikit dua kali, maka
Hasil yang dimaksud ; {  AGG, GAG, GGA, GGG}
Jadi, Peluang (munculnya gambar paling sedikit dua kali) =  4/8  = 1/2 .



Peluang Dua Kejadian Saling Berkomplementer

A  suatu kejadian,  maka A’  adalah  kejadian bukan A

 Jika A dan A’  kejadian yang berkomplementer, maka   P(A) + P(A’) = 1
Atau :                      P( A’)  =  1 – P(A)
A’ dibaca   komplemen dari A

a. P (A ∩ B) = P(A) x P(B)    
b. P (A B) = P(A) + P(B) - P (A ∩ B )  
Contoh3                                                                                                                               Jika peluang seorang mahasiswa lulus mata ujian matematika 2/3, dan lulus mata ujian fisika 4/9. Bila peluang lulus kedua mata ujian tersebut 1/4  , berapakah peluangnya lulus paling sedikit satu mata ujian?
Jawab :
          Dari  kalimat lulus paling sedikit satu mata ujian, kemungkinan ia lulus matematika, atau lulus fisika, atau lulus kedua duanya.                                               
  Jika  A kejadian lulus mata ujian matematika, dan  B ; kejadian lulus mata ujian fisika, dan
  B adalah kejadian lulus kedua-keduanya, sehingga
Peluang (lulus paling sedikit satu mata ujian)    = P (A U  B)  
                                                                             = P (A) + P (B) – P(A ∩ B)
                                                                             =2/3 + 4/9  – 1/4                                                                                                          = 31/36
 

Contoh 4                                                                                                                                                           Bila peluang seorang montir  mobil akan memperbaiki  3, 4, 5, 6, 7, atau 8  mobil lebih pada setap hari kerja, masing-masing  0,28 0,24; 0,14 ; 0,17; 0,10 dan  0,07 ;  berapakah peluang bahwa dia akan memperbaiki paling sedikit 5  mobil pada hari kerja berikutnya?
Jawab:
Dengan menghitung peluang kejadian yang tidak diharapkan.
Misalkan  E  adalah  kejadian paling sedikit 5 mobil yang diperbaiki, dan
E’  adalah kejadian kurang dari  5 mobil yang diperbaiki, maka
P(E’) =  0,28 + 0,24 = 0,52 , sehingga
P(E) = 1 – P(E’) = 1 – 0,52  = 0,48
Dengan menghitung langsung peluang kejadian yang dimaksud
P(E) = 0,14 + 0,17 + 0,10 + 0,07  = 0,48

Contoh5                                                                                                                                Sebuah kartu diambil dari sebuah kartu  bridge. Berapakah peluang terambilnya kartu spade (skop) atau kartu berwarna merah?

Jawab:
Dalam satu kartu bridge ada sebanyak 52 kartu, jadi banyaknya semua titik sampel = 52.
Dalam satu kartu bridge terdiri dari 4 gambar yaitu,  Heart, diamond, spade, dan club .
Istilah bahasa kita berturut-turut disebut :  hati, wajik, skop dan keriting.
Dalam satu kartu bridge  terdiri dari dua warna yaitu merah dan hitam, masing-masing 26 kartu
Warna merah untuk  Hati  dan  Wajik  , Sedangkan warna hitam  untuk  skop dan keriting.
Dari keempat gambar tersebut masing-masing bernomorkan  2, 3, 4, 5,6, 7, 8, 9, 10, dan bertuliskan  A (As) , K (King), Q,(Queen) dan J (Jack).
Dengan demikian  jumlah kartu bridge = 4 x 13 = 52
Kembali ke persoalan:
Misalkan  A kejadian terambilnya kartu  skop , maka  P(A) = 13/52
B  kejadian terambilnya kartu berwarna merah, maka P(B) = 26/52 , sehingga
Peluang terambilnya kartu spade (skop) atau kartu berwarna merah = P( A U  B)

Karena  A ∩ B =  Ã¸  (himpunan kosong)     , maka  P(A U  B) = P(A) + P(B)
                                                                                                       = 13/52  +26/52
                                                                                                       = 39/52  
 Contoh 6                                                                                                               Peluang siswa sekolah A dan sekolah B lulus UN berturut-turut adalah 0.99 dan 0.98. Peluang siswa sekolah A dan siswa sekolah B tidak lulus UN adalah?

Jawab :

Ini merupakan 2 kejadian :
 kejadian 1 => siswa sekolah A lulus          = P(A lulus)
 kejadian 2 => siswa sekolah B tidak lulus = P(B tidak lulus)
Ditanya : Peluang siswa sekolah A dan siswa sekolah  B tidak lulus.


Diketahui : P(A lulus) = 0.99
                   P(B lulus) = 0.98