CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Thursday 8 November 2018

MAKALAH DAMPAK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL


BAB 1
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Sejak awal perkembangan hingga kini, internet telah menjadi bagian penting dalam kehidupan, mulai dari penggunaannya untuk berbelanja, berkirim pesan elektronik, sebagai penunjang pendidikan, serta banyak hal lainnya. Kegiatan yang saat ini marak dilakukan melalui internet salah satunya adalah akses pada sosial media. Terdapat sejumlah komunitas-komunitas di dunia yang memanfaatkan peran internet untuk keperluan keperluan pendidikan maupun bisnis. Sayangnya, masih terdapat pula sejumlah besar masyarakat terutama generasi muda yang hanya menggunakan internet hanya untuk mengakses jejaring sosial.
Perkembangan internet dan media sosial media tersebut merupakan salah satu contoh dari pengaruh globalisasi. Globalisasi pada media merupakan proses yang secara nature terjadi, tak terkecuali di negara Indonesia. Saat ini, semua orang dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi dari seluruh belahan dunia dengan adanya fasilitas internet. Disamping itu, dengan adanya sosial media orang mengakses internet tidak hanya untuk mencari informasi tetapi juga dapat berkomunikasi.
Generasi muda berperan penting dalam  pembangunan karakter bangsa bangsa Indonesia. Generasi muda memiliki poros yang penting bagi suatu negara. Punah atau tidaknya, mundur atau majunya suatu negara bergantung pada generasi mudanya. Dikutip dari buku Benjamin Fine yang berjudul 1.000.000 Deliquents, mengatakan bahwa “a generation who will one day become our national leader”. Generasi muda adalah pelurus dan penerus bangsa.
            Generasi muda yang hidup dalam masa kemerdekaan akan cenderung memiliki kreativitas tinggi, rajin, mempunyai semangat belajar yang tinggi, bijaksana dalam mengambil keputusan, berjiwa kepemimpinan untuk melakukan perubahan dan mempertahankan budaya serta harkat dan martabat Indonesia.
            Pada saat ini, generasi muda yang hidup dalam kondisi nyaman, aman, tentram cenderung apatis, tidak banyak berbuat hanya mempertahankan apa yang telah di capai tanpa keinginan dan kerja keras untuk mencapai sesuatu yang lebih baik lagi. Bahkan generasi muda saat ini cenderung tidak produktif malah sebaliknya bersikap konsumtif, seharusnya melalui generasi muda terlahir inspirasi dan ide-ide kreatif untuk mengatasi persoalan atau masalah.
            Generasi muda khususnya dikalangan remaja saat ini mulai kehilangan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia itu sendiri. Hal ini dikarenakan perkembangan zaman yang sangat pesat. Menurut Achmad Suparman, globalisasi merupakan suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah.  Di era globalisasi seperti saat ini telah membuat kehidupan mengalami perubahan yang signifikan, akibatnya terdapat dampak positif dan negatif dari perubahan ini. Masa-masa remaja dapat dikatakan masa yang paling menyenangkan. Sebagian besar remaja masih memiliki sifat labil atau mengikuti perkembangan sekitarnya. Banyak remaja beranggapan bahwa  mereka dapat dengan bebas melakukan apa yang mereka suka dan dianggap tidak modern atau ketinggalan zaman jika tidak mengikuti perkembangan zaman.
            Dengan sifat seperti itu, akan lebih banyak dampak globalisasi yang mereka dapatkan secara tidak sadar. Baik itu dampak positif maupun negatif. Sumber dari dampak-dampak bagi para remaja umumnya mudah didapatkan dari perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan, perkembangan dalam media komunikasi, elektronik, termasuk internet, dan juga dalam perkembangan moral dan budaya. Di lihat dari sisi negatifnya, sangat banyak dampak dari globalisasi di kalangan masyarakat pelajar. Degradasi moral dan sosial budaya yang cenderung kepada pola-pola perilaku menyimpang. Hal ini sebagai dampak pengabdopsian budaya luar secara berlebihan dan tak terkendali oleh sebagian pelajar. Persepsi budaya luar  ditelan mentah-mentah tanpa memfilterisasi terlebih dahulu.
Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita. Produksi global atas produk lokal dan lokalisasi produk global Globalisasi adalah proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain.(A.G. Mc.Grew, 1992).
Dari penelitian yang dilakukan oleh Nurnihasti pada tahun 2012, diketahui bahwa pelaku utama yang meramaikan pergerakan sosial media di Indonesia sebagian besar didominasi oleh usia remaja, khususnya mereka para peserta didik atau pelajar. Penelitian lain, memaparkan bahwa pengguna situs jejaring sosial di Indonesia mayoritas di Indonesia adalah dari kalangan remaja, dengan peningkatan pengguna situs jejaring sosial Facebook pada 2009 sebanyak 700% dibanding pada tahun 2008. Sementara pada periode tahun yang sama, pengguna Twitter tahun 2009 meningkat 3700%. Mereka terhubung satu dengan yang lainnya setelah melakukan proses registrasi, kemudian mereka akan dapat memposting berita, informasi, video, gambar, dan sebagainya.
Amy Julia Alela, pada penelitiannya tahun 2012, memaparkan bahwa sosial media merupakan sebuah situs berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunaannya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut. Tampilan dasar situs jejaring sosial ini menampilkan halaman profil pengguna, yang didalamnya terdiri dari identitas diri dan foto pengguna. Sosial media adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Setiap sosial media memiliki daya tarik yang berbeda. Namun pada dasarnya tujuannya sama yaitu untuk berkomunikasi dengan mudah dan lebih menarik karena ditambah fitur-fitur yang memanjakan penggunanya.
Pada umumnya remaja belum sepenuhnya memahami manfaat dari sosial media, sehingga situs jejaring sosial ini sering disalahgunakan. Hal ini disebabkan karena kebanyakan remaja yang telah bergabung degan berbagai situs jejaring sosial lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membuka situs jejaring sosial ini. Selain itu pengguna situs ini juga dapat mengubah gaya hidup, bahkan mengubah cara berperilaku, berkomunikasi, dan bersosialisasi dengan lingkungannya, yang merupakan salah satu dampak dari globalisasi.
Perubahan dan pekembangan pola pikir dan perilaku diri pada generasi muda terhadap sosial media seiring dengan adanya era globalisasi. Pengertian pola pkir itu sendiri adalah pola-pola dominan yang menjadi acuan utama seseorang untuk bertindak. Pola yang menetap dalam pikiran bawah sadar seseorang. Pengalaman yang direkam dalam pikiran bawah sadar membentuk pola pikir. Pengalaman yang dimiliki seseorang dapat bersifat positif maupun negatif. Tanpa disadari lingkungan  sekitar kita dapat membentuk pola pikir negatif yang dapat merusak diri sendiri. Tahapan dari pola pikir selanjutnya adalah pola sikap atau tingkah laku yang merupakan cara atau upaya yang dilakukan seseorang untuk melaksanakan pola pikir yang diyakininya. Dari pola sikap yang tergambar secara sosial dan individu itulah kita bisa melakukan analisa bagaimana pola pikir seseorang. Perilaku merupakan tingkah laku atau tanggapan seorang terhadap lingkungan, sifat-sifat kejiawaan, budi pekerti yang menjadi ciri khas seorang. Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Skinner merumuskan bahwa  perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori S-O-R atau Stimulus-Organisme-Respon.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat kajian dengan judul “Dampak Sosial Media Bagi Generasi Muda Era Globalisasi (Studi kasus perubahan pola pikir dan perilaku generasi muda terhadap sosial media di Indonesia)”.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, penulis mengidentifikasikan masalah utama sebagai berikut:
1. Bagaimana perubahan pola pikir dan tingkah laku generasi muda terhadap penggunaan sosial media di era globalisasi saat ini?
2. Apa saja dampak-dampak yang ditimbulkan pada pola pikir dan tingkah laku generasi muda terhadap penggunaan sosial media di era globalisasi?
3. Bgaimana upaya-upaya atau solusi yang dapat dilakukan agar dapat menyikapi dan memfungsikan peranan sosial media di era globalisasi?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebgai berikut:
1.      Mengetahui perubahan pola pikir dan perilaku generasi muda terhadap penggunaa sosial media di era globalisasi saat ini.
2.      Mengkaji dampak penggunaan sosial media khususnya generasi muda di Indonesia.
3.      Menemukan solusi dan upaya yang dilakukan agar dapat menyikapi dan memfungsikan dengan bijak bagi generasi muda di Indonesia. 

















BAB 2
PEMBAHASAN


2.1 Perubahan pola pikir dan perilaku generasi muda terhadap penggunaa sosial media di era globalisasi saat ini
Era globalisasi telah membawa dampak perubahan besar bagi pola pikir tiap individu Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Salah satu contoh  sederhana dengan teknologi internet, orang di belahan bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antar masyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain, terutama pada generasi muda dalam kehidupan sehari-hari, seperti keadaan tersebut mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku sehingga dapat menumbuhkan sifat generasi muda yang mengarah pada sebagai berikut:
1. Individualistis, yaitu mementingkan diri sendiri.
2. Materialisme, yaitu aliran yang mementingkan kebendaan sebagai     
   sumber hidup.
3. Hidonisme, yaitu pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan
    dan kenikmatan adalah tujuan utama dalam hidup.
Sedikit melihat kehidupan Indonesia tempo dulu. Sejak dulu, Indonesia sudah dikenal di seluruh penjuru dunia sebagai negeri yang ramah, sopan, dan berbudi. Karena hal itu lah banyak orang-orang asing kagum dan tertarik untuk berkunjung ke negara kita. Melihat kehidupan masyarakat pedesaan yang penuh ketenangan dan kedamaian menjadi cermin perilaku masyarkat Indonesia. Praktek tolong-menolong atau gotong-royong masih melekat kuat dalam diri dan kebiasaan masyarakat desa.
Namun yang terjadi di Indonesia saat ini adalah sebagian generasi muda lebih tertarik akan adat kebiasaan negeri lain yang sebenarnya tidak sesuai dengan adat istiadat dan etika bangsa kita. Mereka menganggap lebih keren dan modern, baik itu gaya hidup maupun tingkah lakunya. Karena hal itulah, timbul pergaulan bebas di kalangan remaja (pelajar) dan mempengaruhi pikiran serta tingkah laku generasi muda. Merosotnya moral pada generasi muda membuat Indonesia akan semakin terpuruk dan memiliki masa depan yang suram.
Meskipun demikian, keberadaan sosial media bagi generasi muda yang memiliki pola pikir perilaku yang bijak memanfaatkan situs tersebut sebagai salah satu contohnya membuka dan mengembangkan wirausaha karena lebih efisien, lebih murah, dan lebih maksimal dalam menjalankan wirausaha. Termasuk kategori membangun karakter bangsa dengan ide pola pikir dan perilaku kreatif dan bijak dalam memanfaatkan masuknya internet melalui sosial media di era globalisasi ini.
Saat ini, Facebook, dan sosial media yang lain seperti Twitter, Instagram, dan Path telah merajai generasi muda di Indonesia. Hal ini dikarenakan semakin mudah dan murahnya biaya internet daripada tahun-tahun sebelumnya serta dapat diakses dari rumah melalui komputer pribadi maupun telepon seluler atau mampir di warung internet dengan uang selembar, hingga setiap menit mampu meluangkan waktu untuk sekedar memperbaharui status, menyapa teman, interaksi singkat dalam menjalankan wirausaha dan sebagainya.
Generasi muda tidak terlepas dari hal tersebut karena dengan adanya internet melalui sosial media dapat berinteraksi dan bersosialisasi diseluruh dunia meskipun sebagian besar diantaranya tidak penah bertatap muka atau belum pernah mereka temui secara langsung, yang bijak dari diri sendiri mampu mengubah pola pikir dan perilaku pada generasi muda dalam masuknya era globalisasi ini dengan baik.
2.2 Dampak penggunaan sosial media khususnya generasi muda di Indonesia

            Karena mudah dan murahnya jangkauan akses ke berbagai sosial media seperti Facebook, Twitter, Instagram, ataupun yang lainnya, dampak positifnya yaitu:
a.       Semua orang menjadi mudah melakukan komunikasi seperti bertegur sapa atau bahkan melakukan rapat dan diskusi tanpa saing bertemu langsung karena penggunaan sosial media.
b.      Generasi muda dapat belajar mengembangkan ketrampilan teknis dan sosial yang sangat dibutuhkan dizaman digital seperti sekarang ini. Belajar beradaptasi, bersosialisasi dengan publik dan mengelola dan memperluas jaringan pertemanan
c.       Generasi muda (remaja) akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui teman-teman yang mereka jumpai secara online, karena disini mereka berinteraksi dan menerima umpan balik satu sama lain.
d.      Situs jejaring sosial membuat generasi muda (remaja) menjadi lebih bersahabat, perhatian, dan empati, menjaga hubungan pertemanan meski tidak dapat bertemu secara fisik.
e.       Kemudahan berinteraksi dan berbisnis, membuka dan mengembangkan dalam berwirausaha.
Terlepas dari itu, dampak negatif yang diterima pada generasi muda pun beriringan dengan dampak positif. Diantaranya dampak negatif tersebut yaitu:
a.       Disisi lain, sosial media merupakan tempat dimana khususnya generasi muda (remaja) untuk melakukan perencanaan pemberontakan, revolusi, bahkan kerusuhan.
b.      Mengubah kebiasaan menjadi kebarat-baratan dengan unsur kebebasan sepenuhnya, yang sangat menyimpang dari prinsip kultural Indonesia.
c.       Pemikiran generasi muda terhadap sosialisasi langsung yang nampaknya menjadi tidak terlalu penting jika sudah bersosialisasi melalui sosial media dan lebih mementingkan dirinya sendiri. Karena ketidaksadaran akan lingkungan mereka, terlalu sibuk menghabiskan waktu dengan sosial media. Hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi kurang berempati di dunia nyata.
d.      Generasi muda yang menjadi malas belajar berkomunikasi didunia nyata terutama sebagian besar bagi remaja (pelajar) tingkat pemahaman bahasa pun menjadi terganggu. Terlalu sibuk berkomunikasi didunia maya, menyebabkan pengetahuan tentang seluk-beluk berkomunikasi dikehidupan nyata, seperti bahasa tubuh dan nada suara, menjadi berkurang dan berbeda. Begitu pula tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di jejaring sosial. Hal ini tentunya akan membuat mereka semakin sulit membedakan antara berkomunikasi disitus jejaring sosial dan dunia nyata. Hal ini tentunya akan mempengaruhi ketrampilan menulis mereka dalam hal ejaan dan tata bahasa.
e.       Situs jejaring sosial adalah sarana dan lahan subur bagi predator untuk melakukan kejahatan.
2.3 Solusi dan upaya yang dilakukan agar dapat menyikapi dan memfungsikan dengan bijak bagi generasi muda di Indonesia
Ketergantungan aktivitas generasi muda (remaja) dalam bermain pada jejaring sosial dilatarbelakangi oleh pengawasan dan perhatian yang kurang dari orang tua. Sikap dan peran orang tua sangatlah penting terhadap masalah pengaruh negatif dari penggunaan internet terutama sosial media. Akan tetapi peran masyarakat sebagai elemen pergaulan generasi remaja juga mempunyai andil yang lebih besar lagi, karena remaja tumbuh dan berkembang bersama masyarakat sekitarnya. Disamping itu, kondisi remaja Indonesia saat ini yang masih tergolong sangat labil, ada yang telah mampu menyaring pengaruh dari sosial media dengan benar, namun ada juga yang belum mau atau terlalu cuek atau mengabaikan dalam menanggapi sosial media dengan bijak. Oleh karena itu, pemerintah pun berperan dan dapat melakukan pengendalian terhadap media telekomunikasi untuk membantu para remaja menyaring pengaruh –pengaruh sosial media, karena di dalam undang-undang telah tertulis bahwa pemerintah memiliki kekuasaan untuk mengatur media telekomunikasi, sehingga pemerintah dapat juga menerapkan adopsi penyaringan konten-konten sensitif di internet seperti yang dilakukan oleh pemerintahan Cina. Penyaringan bisa dibatasi untuk konten-konten sensitif sera informasi yang dianggap dapat merugikan dan membahayakan dalam membangun karakter bangsa dan negara.
            Pengetahuan mengenai usaha optmalisasi pemanfaatan sosial media juga perlu ditambahkan pada kurikulum pendidikan di Insonesia. Dengan adanya hal tersebut, diharapkan mampu memunculkan kesadaran para generasi muda untuk lebih memanfaatkan sosial media dengan lebih baik lagi, seperti berbagi ilmu pengetahuan, membentuk relasi, ataupun berbisnis.
            Dari semua hal dalam menyikapi upaya atau solusi yang ada dengan cara bijak, kesadaran dari diri sendiri bagi setiap generasi muda lah yang paling utama. Adanya kemauan dan keinginan dalam merubah pola pikir dan perilaku yang baik dan bijak menghadapi tantangan era globalisasi melalui situ internet pada jeraring sosial media. Peran dari luar memang diperlukan akan tetapi dari diri perorangan mampu membuat perubahan dalam membangun karakter bangsa dan negara lebih efektif. Diri dari setiap generasi muda diharapkan mampu memilah dengan baik dan memahami benar pengaruh dan dampak yang akan ditimbulkan. Salah satunya mengurangi waktu penggunaan yang berlebihan atau terlalu sibuk menggunakan sosial media agar tidak menjadi generasi yang mencandu jejaring sosial.


























BAB 3
PENUTUP

3.1  Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dan permasalahan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Kemunculan internet merupakan salah satu perkembangan masuknya globalisasi dengan adanya sosial media yang membuat masyarakat didunia terkoneksi satu sama lain dalam lingkungan global yang tanpa batas.
2.      Sosial media merupakan aktivitas yang paling banyak diakses menggunakan internet di Indonesia, dan sebaian besar penggunanya adalah generasi muda.
3.        Adanya perubahan pola pikir dan perilaku generasi muda terhadap penggunaa sosial media di era globalisasi saat ini.
4.      Dampak yang ditimbulkan penggunaan sosial media khususnya generasi muda di Indonesia.
5.   Adanya solusi dan upaya yang dilakukan agar dapat menyikapi dan memfungsikan dengan bijak bagi generasi muda di Indonesia.
Saran
Untuk menghindari penggunaan sosial media untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan merugikan, diutamakan tumbuhnya kesadaran dari dalam diri sendiri selain mengandalkan upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak. Kiranya kesadaran yang tumbuh akan mampu menuntun para pengguna untuk menggunakan teknologi dengan bijak.


DAFTAR PUSTAKA


No comments:

Post a Comment